Rabu, 09 Januari 2013

koleksi dari teman









hari hari telah menjadi hunusan yang mengarah,
mata pisau mengerikan sedang menunggu algojo
sedikit memberi sentakan,
menuntaskan cerita perjalanan yang kumal.

dari waktu ke waktu
kebenaran itu teraniaya oleh keangkuhan
nafsu yang selalu menang di setiap musim,
dan harapan hanya menjadi celoteh mimpi,
mimpi dalam bingkai mimpi.
igauan yang satu persatu jatuh
bersama kerinduan yang lepas tersobek,
seperti lembar-lembar kalender.

dalam raga yang tersungkur
menggeram jiwa yang tak lagi mampu
mengulang salam heroik.
kepalan telah lunglai sebasah sayap
serupa lengan budak menyembah dalam
remah-remahan nasib.

lalu ada bisik lirih di sela gerimis
yang menjanjikan kembalinya kesuburan.
:
bangunlah, cepatlah bangun
merdekakan hatimu yang dijerat lemah.
agar rindu tetap bermakna, agar masih
bisa kau ucapkan cinta.
bergeraklah menyusun kayu sebatang demi sebatang
bangunlah balai kemenangan yang karang
lihat merpati yang merangkai helai demi helai
menjadi sebuah sarang.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

facebook